A piece of my loud mind
  • Home
  • About Me
  • Disclaimer
Woman drink from coffee mug

Kopi adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Kopi merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air putih. Namun kopi bukan hanya sekedar minuman, kopi sudah menjadi budaya dan bagian dari gaya hidup sehari-hari.

Pecinta kopi biasanya memiliki pilihan kopi favoritnya. Dari pilihan jenis biji kopi, tingkat pemanggangan kopi, diminum dengan susu atau gula hingga dari mana asal biji kopi. Selain itu peminum kopi juga terbagi menjadi beberapa tipe. Ada 6 tipe peminum kopi yang menarik untuk dibahas. 

BACA JUGA : 4 Jenis Kopi Paling Terkenal di Dunia 

1. Pecandu Kafein

Pecandu kafein membutuhkan efek dari kafein yaitu menghilangkan kantuk dan memberi boost untuk memulai hari mereka. Mereka tidak peduli dengan rasa kopi selama kopi yang diminumnya berkafein tinggi. Tanpa kafein di pagi hari mereka tidak bisa berfungsi dengan baik.

Woman holding a mug
Bruno Cervera from Pexels.com

2. Peminum Kopi Instan

Tipe ini tidak terlalu memperhatikan variasi kopi atau proses pembuatan kopi. Peminum kopi instant tidak suka menunggu untuk secangkir kopi. Bagi mereka yang penting kopi terasa enak, mudah disajikan dan harganya bersahabat. 

3. Frappucino Fanatik

Mereka gemar nongkrong di kedai kopi dan memesan minuman dengan sedikit kadar kopi. Ice blended coffee atau milkshake adalah favorit mereka, sambil menikmati suasana kedai kopi.

BACA JUGA : Asal Kopi Indonesia

4. Peminum Kopi 'Fancy'

Bagi mereka, kopi bukanlah kopi jika tanpa banyak susu, busa dan bubuk coklat. Tipe ini menikmati minum latte, cappuccino, mochaccinos, dan macchiatos. Jika seseorang memesan di counter dan mengucapkan macchiato dengan benar, dapat dipastikan orang itu adalah peminum kopi  fancy. Dan mereka tahu benar perbedaan masing-masing jenis minuman kopi fancy itu.

Latte in yellow mug
Maksim Goncharenok from Pexels.com

5. The Social Drinker

Peminum tipe ini kurang mengenal seluk beluk kopi karena untuk mereka kopi hanya alasan untuk nongkrong dan bersosialisasi dengan teman dan kolega. Biasanya mereka memesan kopi yang terlihat cantik terlepas dari rasanya enak atau tidak, saat pesanan datang mereka wajib mengambil foto yang bagus untuk dibagikan di halaman media sosial mereka. The social drinker sering terlihat di kedai kopi mencoba menemukan pencahayaan yang sempurna untuk membuat foto terlihat bagus. Dan sering kali mereka akhirnya tidak menghabiskan minuman kopinya.

6. Sang Penikmat Kopi

Yang satu ini pasti pecinta kopi. Penikmat kopi tahu persis jenis kopi yang mereka minum dan alasan meminumnya. Mereke lebih memilih mengunjungi kedai kopi lokal daripada kedai kopi franchise. Dan mereka tahu di mana menemukan kopi berkualitas karena mereka hanya minum kopi yang terbaik.

Penikmat kopi hitam
Elle Hughes from Pexels.com

Setelah tahu 6 tipe peminum kopi, kira-kira kamu tipe yang mana?

Main image from Pixabay

Biji Kopi Indonesia

Terletak di sabuk biji kopi tepat di selatan khatulistiwa, Indonesia secara geografis ideal untuk menanam pohon kopi. Iklim yang hangat, daerah pegunungan, dan tanah vulkanik menghasilkan kopi yang kaya rasa dan berkualitas baik.

Penanaman kopi di Indonesia dimulai pada akhir tahun 1600-an saat masa penjajahan Belanda. Kopi pertama yang tiba di Batavia (sekarang Jakarta) berasal dari Yaman. Kopi jenis arabika tersebut merupakan kiriman dari gubernur Belanda di Malabar, India. Awalnya ditanam di sekitar Batavia tetapi percobaan tersebut gagal akibat banjir. Upaya kedua dilakukan dengan menggunakan bibit kopi dari Malabar. Penanaman berhasil dan memulai penyebaran perkebunan kopi di Pulau Jawa. Perkembangan ini menjadikan Indonesia tempat pertama kopi dibudidayakan secara luas, di luar Arab dan Ethiopia.

Click here for English version.

Pada tahun 1711 ekspor kopi pertama dikirim dari Jawa ke Eropa melalui perusahaan dagang Belanda, VOC (Verininging Oogst Indies Company). Pada akhir 1800-an, penjajah Belanda mendirikan perkebunan arabika besar di Dataran Tinggi Ijen, Jawa Timur. Namun pada tahun 1876 wabah coffee leaf rust melanda Indonesia, area dataran rendah terkena dampak paling besar dan memusnahkan kultivar arabika. Kopi robusta yang lebih tahan leaf rust dan cocok ditanam di dataran rendah kemudian dibudidayakan sebagai pengganti.

BACA JUGA: Mengenal Kopi Sumatra

Selama bertahun-tahun, penanaman kopi terus berkembang pesat di Indonesia dan menghasilkan pendapatan yang besar bagi negara Belanda. Belanda kemudian memperluas perkebunan kopi di daerah lain di Indonesia seperti di Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor. Bersamaan dengan ekspansi kopi Belanda, Portugis mulai menanam kultivar arabika yang berbeda di Timor Timur dan Flores.

Saat ini Indonesia menempati urutan ke 4 sebagai negara penghasil kopi terbanyak di dunia.

BACA JUGA: Istilah dan Jenis Kopi yang Harus Kamu Ketahui

Asal biji tanaman kopi Indonesia arabika robusta

Varietas kopi arabika di Indonesia

Typica - kultivar asli yang diperkenalkan oleh Belanda. Sayangnya, sebagian besar kultivar typica hilang selama wabah coffee leaf rust. Meskipun demikian, varietas typica Bergandal dan Sidikalang masih dapat ditemukan di Sumatera.

Hibrido de Timor (HDT) – persilangan alami antara arabika dan robusta, juga dikenal sebagai “Tim Tim”. Pertama kali ditemukan di perkebunan kultivar Typica di Pulau Timor pada tahun 1917. Kemudian pertama kali dikumpulkan di Timor Timur pada tahun 1978 dan ditanam di Aceh pada tahun 1979.

Linie S – berasal dari India, dikembangkan dari kultivar Bourbon. Yang paling umum adalah S-288 dan S-795, dan dapat ditemukan di Lintong, Aceh, Flores dan Papua.

Linie Ethiopia - dibawa ke Jawa pada tahun 1928. Aceh adalah daerah pertama yang mengembangkan varietas ini. Beberapa varietas yang termasuk keturunan Linie Ethiopia adalah Rambung dan Abyssinia. Varietas ini kemudian dikembangkan di Sumatera dan Flores, yang dikenal sebagai "USDA", diambil dari nama proyek pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dilaksanakan di Indonesia.

Caturra Cultivars - Caturra adalah mutasi alami varietas Bourbon, yang berasal dari Brasil. Caturra memiliki mutasi gen tunggal yang menyebabkan tanaman tumbuh lebih kecil (dwarfisme). Namanya berasal dari kata Guarani yang berarti "kecil". Berbagai linie Timor Hybrid tahan coffee leaf rust disilangkan dengan Caturra untuk menghasilkan tanaman kerdil yang tahan coffee leaf rust.

Lini Catimor – hasil persilangan antara Caturra dan Hibrido de Timor (tahan terhadapcoffee leaf rust karena memiliki akar genetik Robusta). Memiliki bentuk menyerupai kopi arabika dan cenderung memiliki rasa kopi robusta.

Image by pexels.com

Resep kopi ala kafe

Minum kopi bagi sebagian orang sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Kopi biasanya diminum di pagi hari untuk memberikan boost untuk memulai hari. Sebetulnya minuman ini cocok untuk setiap kesempatan, hanya saja perlu diperhatikan berapa banyak yang diminum supaya tidak mengakibatkan efek kurang nyaman karena terlalu banyak konsumsi kafein.

Kopi seringnya diminum dengan tambahan gula, susu dan krimer atau diseduh tanpa campuran apa-apa. Sekarang juga sudah banyak pilihan kopi instan untuk peminum kopi yang anti ribet, cukup tuang serbuk kopi instan dan campur dengan air panas. Kopi langsung siap untuk diminum.

Buat yang bosan dengan minuman kopi biasa, ada 5 resep mudah untuk membuat olahan kopi ala kafe yang bisa dicoba dirumah.

1. Salted Caramel Mocha
(Takaran: 1 porsi)

Bahan: 
1/2 gelas susu
2 sdm bubuk coklat
1 sdt gula pasir
3/4 gelas seduhan kopi hitam
2,5 sdm saus karamel 
1 sdt garam laut
Whipped cream secukupnya

Cara Membuat:
1. Panaskan susu sampai mendidih.
2. Campur seduhan kopi dengan susu dalam cangkir.
3. Tambahkan coklat bubuk, 2 sdm saus karamel dan 1/2 sdt garam laut. Lalu aduk hingga merata.
4. Tuangkan whipped cream, 1/2 sdt garam laut dan 1/2 sdm karamel sebagai topping.

BACA JUGA: Istilah dan Jenis Kopi yang Harus Kamu Ketahui

2. Affogato
(Takaran: 1 porsi)

Bahan:
1 scoop es krim vanila
1/2 gelas seduhan kopi hitam
Serutan coklat atau coklat bubuk secukupnya

Cara Membuat:
1. Dinginkan gelas, lalu masukkan 1 scoop es krim vanila.
2. Tuang seduhan kopi perlahan ke atas es krim.
3. Taburkan serutan coklat atau coklat bubuk sebagai garnish.

*Sebagai variasi garnish, dapat di taburkan bubuk kayu manis atau bubuk pala.

3. Mocha Frappucino
(Takaran: 1 porsi)

Bahan:
2 gelas seduhan kopi hitam
1 sdt coklat bubuk
1/2 gelas susu kental manis
1/2 sdt vanila bubuk
3 gelas es batu
Coklat parut secukupnya
Whipped cream secukupnya

Cara Membuat:
1. Seduh kopi dan tunggu sampai dingin.
2. Tuang seduhan kopi yang sudah dingin, coklat bubuk, vanila bubuk dan susu kental manis ke dalam blender. Lalu blender sampai tercampur.
3. Tambahkan es batu sampai 3/4 ukuran blender.
4. Blender sampai halus.
5. Tuang ke gelas dan tambahkan whipped cream dan coklat parut.

4. Latte
(Takaran: 1 porsi)

Bahan:
3/4 cangkir seduhan kopi hitam
1/2 cangkir susu
Gula sesuai selera

Cara Membuat:
1. Hangatkan susu. Lalu kocok susu menggunakan whisk hingga berbuih.
2. Ambil beberapa sendok buih susu dan sisihkan.
3. Tuang seduhan kopi ke dalam cangkir. Tambahkan gula sesuai selera.
4. Perlahan tuang susu ke atas kopi.
5. Tambahkan buih susu sampai cangkir penuh.

5. Coffee Mocha
(Takaran: 1 porsi)

Bahan:
1 cangkir seduhan kopi hitam
1 sdm bubuk coklat
1 sdm gula pasir
2 sdm susu
Whipped cream secukupnya

Cara Membuat:
1. Masukkan bubuk coklat, gula pasir dan susu ke seduhan kopi panas.
2. Aduk sampai rata.
3. Tambahkan whipped cream sesuai selera.

BACA JUGA: Mengenal Kopi Sumatra

Mudah bukan? Kopi ala kafe ini bisa dinikmati dirumah dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak sulit didapat. Selamat mencoba resep mudah kopi ala kafe ini!

Photo by Archie Binamira from Pexels

latte cappucino au lait

Pernah gak masuk ke cafe dan pas lihat menunya jadi bingung mau pesan apa karena gak bisa bedain antara Latte dan Cappuccino? atau harus pilih antara single, short, straight atau double?

You are not alone! Karena saya juga pernah. 

Nama minuman kopi dan istilah-istilahnya terdengar keren tapi membingungkan, apalagi buat newbie. Dibawah ini kumpulan beberapa nama dan istilah kopi yang umum digunakan untuk mempermudah saat mau pesan kopi.

BACA JUGA: Mengenal Kopi Sumatra

Jenis Minuman Kopi

ESPRESSO. Kopi pekat yang sangat kuat dibuat dari biji kopi yang dipanggang gelap (dark roast). Diseduh menggunakan tekanan tinggi. Banyak digunakan sebagai dasar minuman kopi lainnya.

ESPRESSO CON PANNA. Satu shot espresso dihidangkan dengan whipped cream.

AFFOGATO. Satu shot espresso yang dituang di atas es krim Vanilla.

AMERICANO. Memiliki rasa yang sama dengan kopi hitam. Americano dibuat dari satu shot espresso  dicampur dengan air panas (100-150ml).

BLACK. Kopi hitam tanpa campuran susu. 

CAFE AU LAIT. Campuran kopi seduh dan susu hangat dengan takaran yang sama. Dapat dihidangkan dengan busa susu.

LATTE. Campuran satu takar espresso dan dua takar susu hangat. Dapat dihidangkan dengan busa susu.

REKOMENDASI : Pilihan Cangkir Kopi Lucu untuk Kopi Favoritmu

CAPPUCCINO.Campuran espresso, susu hangat dan foam dengan takaran yang sama. Sering dihidangkan dengan taburan coklat bubuk diatasnya.

MACCHIATO. Macchiato artinya "tanda" , karena dibuat dari satu shot espresso dan ditandai dengan sedikit busa susu diatasnya. 

MOCHA. Campuran espresso, susu hangat dan coklat. Biasanya dihidangkan dengan whipped cream.

FLAT WHITE. Dua shot espresso dengan campuran susu dan busa yang lembut. Ini memiliki rasa yang lebih halus dari pada latte.

DOPPIO. Dua shot espresso.

CORTADO. Campuran espresso dan susu hangat dengan takaran yang sama.

RISTRETTO. Espresso yang menggunakan lebih sedikit air panas dan menciptakan rasa lebih manis dibandingkan dengan rasa espresso tradisional atau doppio.

LUNGO. Espresso menggunakan lebih banyak air sehingga lebih banyak kafein yang diekstraksi.

IRISH COFFEE. Campuran kopi hitam, wiski dan gula dihidangkan dengan whipped cream.

BACA JUGA: 10 Manfaat Minum Kopi Hitam

Istilah Kopi

Istilah-istilah ini digunakan untuk memesan minuman berdasarkan volume, cara penyeduhan dan penyajiannya:

SINGLE. Satu shot espresso.

DOUBLE. Dua shot espresso.

LONG (LUNGO). Satu shot espresso diseduh dengan air lebih banyak dalam waktu yang lebih lama.

SHORT (RISTRETTO). Satu shot espresso diseduh dalam waktu singkat.

STRAIGHT. Satu shot espresso disajikan tanpa tambahan apa-apa.

COLD BREW. Proses penyeduhan kopi yang dilakukan menggunakan air bersuhu ruang dalam jangka waktu yang lama. Biasanya diatas 12 jam.

DRIP COFFEE. Metode penyeduhan dengan menuangkan air panas ke dalam filter berisi kopi bubuk.

Semoga bermanfaat dan selamat menikmati kopi favoritmu!

Image fron freepik.com by chevanon.

Kopi Arabika Sumatra, Kopi Jayawijaya Papua, Kopi Brazil, kopi loka



Selain mendengarkan musik, hiburan selama #dirumahaja buat saya adalah ngopi.
3M - Murah, Meriah, Menyenangkan.

Saya terbiasa minum kopi Sumatra. Stok dirumah selalu kopi Sumatra. Waktu stok kopi mulai menipis, saya browsing untuk beli online. Ternyata banyak pilihan kopi lokal lain yang menarik untuk dicoba. Saya pilih salah satu online shop yang khusus jual berbagai macam kopi, mostly local coffee. Tapi ada juga seasonal coffee yang tidak tersedia setiap musim. Akhirnya saya putuskan untuk membeli beberapa kopi lokal dan kopi musiman.

Tetap Cinta Kopi Lokal.

I am sticking to my root, Kopi Sumatra:
1.  Kopi Arabika Kerinci Kayu Aro.
Sebelumnya saya hanya tahu kalau Kayu Aro adalah daerah penghasil teh tertua dan terbaik di Indonesia. Teh Kayu Aro adalah teh favorit para Ratu Belanda. Ternyata sekitar tahun 2013 Kayu Aro mulai menjadi salah satu penghasil kopi di Indonesia.

Kayu Aro terletak tepi Taman Nasional Kerinci Sebelat, 7 jam perjalanan dari kota Padang. Letaknya yang tinggi dan berada di kaki Gunung Api Kerinci menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik.

Seperti kopi Sumatra lainnya, kopi Kayu Aro memiliki body yang tebal dan fruity. Dan kopi ini memiliki aftertaste rempah cenderung ke rasa kayu. Sesuai nama daerah asalnya. Definitely my new favourite coffee.

2. Kopi Arabika Padang Mandheling.
Ini pertama kalinya saya coba kopi Padang Mandheling. Rasanya lebih mild dibanding kopi Kayu Aro. Sedikit manis with a touch of cinnamon aftertaste. Pas buat diminum sore hari sambil ngemil.

BACA JUGA: 4 Jenis Kopi Paling Terkenal di Dunia

And travelling further east:
Kopi Arabika Gunung Jayawijaya Papua.
Kopi asal Papua yang pernah saya coba adalah Amungme Gold, yang rasanya top banget. Jadi penasaran sama kopi lain asal Papua.

Kopi Jayawijaya ini cenderung lebih ringan, tidak asam, aromanya kuat dengan aftertaste rasa coklat yang saya suka sekali.

Kopi ini ditanam di lereng Gunung Jayawijaya dengan ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Sehingga bebas polusi dan hama.  Kebanyakan ditanam secara organik tanpa pestisida. Hasilnya kopi Jayawijaya punya rasa unik yang berbeda dengan kopi yang biasa saya minum.

REKOMENDASI : Pilihan Cangkir Kopi Lucu untuk Kopi Favoritmu

Saya pilih kopi musiman asal Brazil: Kopi Arabika Brazil Bourbonut. Brazil merupakan negara penghasil kopi no 1 di dunia. Varietas ini berasal dari Mato Grosso do Sul, Tocantins dan Minas Gerais.

Kopi Brazil Bourbonut di tanam di ketinggian 900-1.250 meter di atas permukaan laut. Aromanya ringan, tidak terlalu asam, ada sedikit rasa kacang, spice dan coklat. Overall terlalu mild buat saya.

Personally, saya tetap lebih suka kopi lokal. Selain rasanya lebih kuat, dan unik pilihannya pun beragam dari ujung Barat ke Timur. Local Coffee is the best!



Jenis kopi arabika robusta liberika excelsa

Sebagai peminum kopi hitam, saya biasanya minum jenis Arabika atau Robusta. Tapi ternyata ada lebih dari 100 jenis biji kopi di seluruh dunia. Dan ada empat jenis utama yang populer dan paling banyak diproduksi. Keempat jenis ini ditanam di daerah yang dikenal sebagai Bean Belt atau Sabuk Biji Kopi.

Sabuk Biji Kopi terletak di wilayah tropis 23,5 derajat sebelah utara dan 23,5 derajat selatan garis Khatulistiwa. Wilayah yang berada di Sabuk Biji Kopi memiliki karakter yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kopi yang membutuhkan tanah subur, suhu yang stabil dan banyak curah hujan.



tentang sabuk biji kopi

4 Jenis Kopi Yang Paling Terkenal di Dunia.

1. Arabika.
70% kopi yang dikonsumsi di seluruh dunia berasal dari jenis Arabika. Arabika memiliki rasa lebih ringan dan kandungan kafein yang lebih sedikit. Biji kopi Arabika cenderung memiliki rasa yang lebih manis, lebih lembut, dengan tone gula, buah, dan beri. Tingkat keasaman dalam jenis Arabika lebih tinggi dibanding biji kopi lain, dengan rasa anggur yang menjadi ciri khas kopi dengan tingkat keasaman yang sangat baik.

Biji kopi ini paling baik disajikan panas dan rasanya menjadi lebih baik bila menggunakan teknik pour-over atau drip. Kualitas biji Arabika berkurang ketika disajikan dingin atau dengan krimer. Biji kopi Arabika dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi dan biasanya lebih mahal dari jenis Robusta.

Walaupun Arabika tumbuh di seluruh area Sabuk Biji Kopi, tapi jenis ini kebanyakan ditanam di wilayah Latin Amerika. Kolombia khususnya hanya memproduksi biji kopi Arabika.

2. Robusta.
Biji kopi Robusta merupakan biji kopi kedua yang paling banyak digunakan. Robusta memiliki rasa yang lebih kuat dan tajam yang kadang memberikan sedikit rasa coklat dan kacang. Biji kopi ini mengandung kafein dua kali lebih banyak dari Arabika dan mengandung lebih sedikit minyak daripada Arabika sehingga cenderung memberi rasa lebih pahit, itulah sebabnya varietas ini digunakan dalam espresso.

Robusta sangat cocok untuk peminum kopi yang suka menambahkan gula dan krimer karena rasa biji kopi Robusta yang berkualitas tidak akan berubah. Sebagian besar kopi yang dijual di supermarket ataupun kopi bubuk sachet berasal dari biji kopi Robusta.

Jenis ini hanya tumbuh di  belahan dunia bagian Timur, terutama di Indonesia dan Afrika.

3. Liberika.
Liberika pertama  kali ditemukan di Liberia, negara di pesisir Barat Afrika. Liberika memiliki rasa dan aroma yang sangat berbeda dengan kopi pada umumnya, dengan unsur coklat, kacang, kayu dan rasa asap. Cita rasanya yang pekat dan unik tidak sesuai dengan selera banyak orang, penduduk FIlipina menyebutnya "Manly Coffee" bahkan ada yang menyebutnya sebagai "Liquid Tobacco".

Biji kopi Liberika menyumbang hanya 2% dari konsumsi kopi seluruh dunia. Jenis ini pertama kali ditanam di Asia Tenggara pada abad 19 untuk menggantikan tanaman Arabika yang terkena hama. Saat ini jenis kopi Liberika tumbuh di Indonesia, Malaysia dan Filipina.

BACA JUGA: Istilah dan Jenis Kopi yang Harus Kamu Ketahui

4. Excelsa.
Sebagian besar Excelsa  tumbuh di Asia Tenggara dan menyumbang 7% dari sirkulasi kopi dunia. Excelsa dianggap sebagai varietas dari kopi Liberika. Namun Excelsa memiliki rasa dan aroma yang berbeda dengan biji kopi Liberika. Excelsa memiliki rasa asam yang tajam dan rasa buah yang mirip dengan rasa yang dihasilkan dengan cara light roast. Jenis ini lebih sering dimanfaatkan untuk bahan campuran kopi Arabika dan Robusta.

Ditemukan di sekitar aliran sunga Chari tidak jauh dari Danau Chad di Afrika Barat. Di Indonesia kopi excelsa dibudidayakan secara terbatas di daerah Tanjung Jabung Barat, Jambi. Indonesia sangat beruntung karena terletak di wilayah Sabuk Biji Kopi sehingga dapat menghasilkan keempat jenis kopi paling terkenal di dunia ini.

  Diambil dari berbagai sumber.Image by pexels.com  
Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Hello, I am Jo. A graphic designer, living in Jakarta. I blog mostly about coffee, lifestyle, fashion, relationship but random topics might pop up out of my loud mind. And also check my story about the Archipelago too. Thank you for stopping by and I hope you enjoy a piece of my loud mind.

Populer Posts

  • 4 Jenis Kopi Yang Paling Terkenal di Dunia
  • Kontribusi Industri Fashion Terhadap Perubahan Iklim
  • Mengatasi Duka Kehilangan Orang Terdekat

Category

  • coffee
  • fashion
  • free printable
  • lifestyle
  • random mind
  • relationships
  • skincare
  • social media
  • travel
  • wellness

Arsip Blog

  • ▼  2022 (13)
    • ▼  Juli (1)
      • 6 Kandungan Skincare yang Tren di 2022
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2021 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
  • ►  2020 (7)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (13)
    • ►  Desember (9)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)

Followers


Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates