A piece of my loud mind
  • Home
  • About Me
  • Disclaimer
lipstik warna hangat warna dingin warna netral

Ketika membicarakan makeup, lipstik adalah hal pertama yang terlintas dalam pikiran. Menambahkan warna pada bibir dapat membuat perbedaan besar pada fitur wajah seseorang. Tapi sangatlah penting untuk memilih warna yang cocok karena warna lipstik yang tidak sesuai dapat merusak keseluruhan tampilan.

Bagaimana cara memilih warna lipstik yang sesuai?

Cara memilih warna lipstik yang sesuai sebetulnya cukup mudah, tapi kadang tricky. Yang terpenting adalah kita harus mengidentifikasi warna dasar kulit (undertone). Cara ini juga dapat digunakan untuk memilih warna alas bedak.

Kebanyakan orang termasuk dalam salah satu dari dua kategori warna kulit, yaitu: hangat atau dingin. Jika kesulitan menemukan warna dasar kulit, kalian bisa jadi memiliki undertone yang netral (campuran hangat dan dingin).

Warna dasar kulit dingin

Yang termasuk dalam warna dasar dingin memiliki rona kulit merah muda, merah, atau kebiruan pada kulit. 

Cara mengetahui jika kalian termasuk dalam warna dasar dingin adalah:
1. Urat nadi di pergelangan tangan terlihat biru atau ungu.
2. Perhiasan perak melengkapi dan cocok dengan warna kulit kalian.
3. Kulit mudah terbakar matahari dan muncul bintik-bintik.

Pemilik warna kulit ini cocok menggunakan hampir semua warna lipstik. Namun lebih cocok menggunakan warna yang condong ke nuansa biru dan ungu seperti wine, berry, plum, dusty rose, dan merah terang. Warna pastel seperti pink, peach, nude atau beige sangat cocok untuk digunakan sehari-hari bagi pemilik kulit berwarna dasar dingin.

BACA JUGA: Panduan Warna Pakaian untuk Setiap Warna Kulit

Warna dasar kulit hangat

Jika kalian memiliki rona kulit kuning, kecoklatan, atau coklat gelap maka kalian memiliki warna dasar hangat.

Cara mengetahui jika kalian termasuk dalam warna dasar hangat adalah:
1. Urat nadi di pergelangan tangan tampak hijau.
2. Kalian lebih cocok memakai perhiasan emas.
3. Kulit kalian mudah menjadi gelap (tan) jika terkena matahari.

Lipstik yang cocok untuk warna kulit hangat adalah warna yang bernuansa orange, seperti merah bata, muted brown, dan  terracota. Jika ingin mencoba warna yang berani, cobalah warna tembaga atau emas.

Warna dasar kulit netral

Jika kalian kesulitan menentukan apakah warna nadi terlihat biru atau hijau, kemungkinan kalian memiliki warna dasar netral. Pada umumnya orang berkulit kuning langsat masuk dalam warna dasar netral. Dan pemilik warna dasar ini terlihat bagus menggunakan perhiasan perak dan emas. 

Untuk tampilan yang segar pilihlah warna lembut seperti coral, coral pink, peach, atau pink. Gunakan warna dark berry, red cherry, dan maroon untuk tampilan yang lebih berani.

Created by Jo Christie Huang

Rule of the Thumb

Pilihlah nuansa warna lipstik yang sama dengan warna dasar kulit:
Warna dasar kulit dingin terlihat paling baik menggunakan lipstik warna dingin (bernuansa biru atau ungu).
Warna dasar kulit hangat terlihat bagus dalam warna lipstik hangat (bernuansa warna orange dan coklat).
Warna dasar kulit netral cocok menggunakan keduanya.


Image by Shiny Diamond from Pexels.

Biji Kopi Indonesia

Terletak di sabuk biji kopi tepat di selatan khatulistiwa, Indonesia secara geografis ideal untuk menanam pohon kopi. Iklim yang hangat, daerah pegunungan, dan tanah vulkanik menghasilkan kopi yang kaya rasa dan berkualitas baik.

Penanaman kopi di Indonesia dimulai pada akhir tahun 1600-an saat masa penjajahan Belanda. Kopi pertama yang tiba di Batavia (sekarang Jakarta) berasal dari Yaman. Kopi jenis arabika tersebut merupakan kiriman dari gubernur Belanda di Malabar, India. Awalnya ditanam di sekitar Batavia tetapi percobaan tersebut gagal akibat banjir. Upaya kedua dilakukan dengan menggunakan bibit kopi dari Malabar. Penanaman berhasil dan memulai penyebaran perkebunan kopi di Pulau Jawa. Perkembangan ini menjadikan Indonesia tempat pertama kopi dibudidayakan secara luas, di luar Arab dan Ethiopia.

Click here for English version.

Pada tahun 1711 ekspor kopi pertama dikirim dari Jawa ke Eropa melalui perusahaan dagang Belanda, VOC (Verininging Oogst Indies Company). Pada akhir 1800-an, penjajah Belanda mendirikan perkebunan arabika besar di Dataran Tinggi Ijen, Jawa Timur. Namun pada tahun 1876 wabah coffee leaf rust melanda Indonesia, area dataran rendah terkena dampak paling besar dan memusnahkan kultivar arabika. Kopi robusta yang lebih tahan leaf rust dan cocok ditanam di dataran rendah kemudian dibudidayakan sebagai pengganti.

BACA JUGA: Mengenal Kopi Sumatra

Selama bertahun-tahun, penanaman kopi terus berkembang pesat di Indonesia dan menghasilkan pendapatan yang besar bagi negara Belanda. Belanda kemudian memperluas perkebunan kopi di daerah lain di Indonesia seperti di Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor. Bersamaan dengan ekspansi kopi Belanda, Portugis mulai menanam kultivar arabika yang berbeda di Timor Timur dan Flores.

Saat ini Indonesia menempati urutan ke 4 sebagai negara penghasil kopi terbanyak di dunia.

BACA JUGA: Istilah dan Jenis Kopi yang Harus Kamu Ketahui

Asal biji tanaman kopi Indonesia arabika robusta

Varietas kopi arabika di Indonesia

Typica - kultivar asli yang diperkenalkan oleh Belanda. Sayangnya, sebagian besar kultivar typica hilang selama wabah coffee leaf rust. Meskipun demikian, varietas typica Bergandal dan Sidikalang masih dapat ditemukan di Sumatera.

Hibrido de Timor (HDT) – persilangan alami antara arabika dan robusta, juga dikenal sebagai “Tim Tim”. Pertama kali ditemukan di perkebunan kultivar Typica di Pulau Timor pada tahun 1917. Kemudian pertama kali dikumpulkan di Timor Timur pada tahun 1978 dan ditanam di Aceh pada tahun 1979.

Linie S – berasal dari India, dikembangkan dari kultivar Bourbon. Yang paling umum adalah S-288 dan S-795, dan dapat ditemukan di Lintong, Aceh, Flores dan Papua.

Linie Ethiopia - dibawa ke Jawa pada tahun 1928. Aceh adalah daerah pertama yang mengembangkan varietas ini. Beberapa varietas yang termasuk keturunan Linie Ethiopia adalah Rambung dan Abyssinia. Varietas ini kemudian dikembangkan di Sumatera dan Flores, yang dikenal sebagai "USDA", diambil dari nama proyek pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dilaksanakan di Indonesia.

Caturra Cultivars - Caturra adalah mutasi alami varietas Bourbon, yang berasal dari Brasil. Caturra memiliki mutasi gen tunggal yang menyebabkan tanaman tumbuh lebih kecil (dwarfisme). Namanya berasal dari kata Guarani yang berarti "kecil". Berbagai linie Timor Hybrid tahan coffee leaf rust disilangkan dengan Caturra untuk menghasilkan tanaman kerdil yang tahan coffee leaf rust.

Lini Catimor – hasil persilangan antara Caturra dan Hibrido de Timor (tahan terhadapcoffee leaf rust karena memiliki akar genetik Robusta). Memiliki bentuk menyerupai kopi arabika dan cenderung memiliki rasa kopi robusta.

Image by pexels.com

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Hello, I am Jo. A graphic designer, living in Jakarta. I blog mostly about coffee, lifestyle, fashion, relationship but random topics might pop up out of my loud mind. And also check my story about the Archipelago too. Thank you for stopping by and I hope you enjoy a piece of my loud mind.

Populer Posts

  • 4 Jenis Kopi Yang Paling Terkenal di Dunia
  • 8 Cara Mengurangi Penggunaan Plastik
  • Art Jakarta 2019, A Feast to the Eyes
Community

Category

  • Beauty
  • Coffee
  • Fashion
  • Free Printable
  • Lifestyle
  • Random Mind
  • Relationships
  • Social Media
  • Travel
  • Wellness

Arsip Blog

  • ►  2023 (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (26)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2021 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ▼  Oktober (2)
      • Pilihan Warna Lipstik yang Sesuai Dengan Warna Das...
      • Asal Kopi Indonesia
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
  • ►  2020 (7)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (13)
    • ►  Desember (9)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)

Followers

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates