A piece of my loud mind
  • Home
  • About Me
  • Disclaimer
Tie dye silk fabric

Konsumen mode saat ini sudah menyadari akan dampak fashion terhadap lingkungan dan bersedia membayar lebih untuk membeli produk yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. Salah satu produk ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah produk vegan.

Alternatif bahan vegan untuk menggantikan bahan tekstil tradisional menjadi tren baru di industri mode kelas atas. 

Salah satu bahan glamor yang banyak dipakai di indutri mode kelas atas adalah kain sutra.

Disadur dari treehugger, sutra adalah salah satu kain tertua dan paling berharga di dunia. Kain halus dan tahan lama dibuat dengan memanen filamen alami dari kepompong ulat sutera, kemudian diwarnai, dipintal, dan ditenun menjadi benang. 

Penggunaan sutra dalam kain dikembangkan di Cina kuno. Terbukti dari ditemukan biomolekuler pertama sutra di situs Neolitik di provinsi Henan berasal dari 8.500 tahun yang lalu.

Sutra adalah serat alami dan biodegradable, tetapi produksinya memberikan dampak lingkungan yang lebih besar daripada kain alami lainnya.

Blue gold silk fabric
Mikhail Nilov/Pexels

Proses Pembuatan Sutra tradisional

Proses pembuatan sutra berawal dari budidaya ulat sutra (Bombyx Mori). Setelah ulat sutra berganti bulu sebanyak empat kali saat mereka tumbuh, mereka mengeluarkan cairan yang disekresikan secara alami, lalu diputar menjadi kepompong yang menempel bersama dengan getah yang disebut serisin. Proses pemintalan kepompong ini memakan waktu 2-3 hari.

Jika dibiarkan terus secara alami, ulat sutera menjadi dewasa dan kemudian menjadi ngengat di dalam kepompongnya. Ketika saatnya tiba, ngengat akan mengeluarkan cairan yang membakar lubang melalui untaian kepompongnya agar bisa keluar dan terbang untuk menyelesaikan siklus hidupnya.

Karena benang sutra rusak saat ngengat keluar dari kepompong, maka di pabrik produksi sutra ulat sutra dibiarkan hidup sampai ulat terbungkus dalam kepompong. Kemudian kepompong direbus untuk membunuh ulat dan menghilangkan getah serisin agar filamen sutra tetap utuh.

Silk worm cocoon being processed
Quang Nguyen Vinh/Pexels

Filamen lalu dilepas dan digabungkan dengan yang lain untuk dibuat menjadi ketebalan benang apa pun yang dibutuhkan untuk menenun selembar kain sutra.

Dibutuhkan sekitar enam ribu kepompong ulat sutra untuk menghasilkan satu kilo kain sutra.

BACA JUGA: Cerita di Balik Bahan Denim

Proses pembuatan kain sutra tidak hanya melakukan kekerasan terhadap hewan tapi juga menyumbang dampak buruk terhadap lingkungan karena produksi sutra membutuhkan banyak energi. Peternakan ulat sutra harus dijaga pada suhu yang terkendali, dan proses memanen kepompong menggunakan air panas serta udara panas.

Produksi sutra menggunakan banyak air. Pohon murbei sebagai makanan ulat sutra merupakan pohon yang membutuhkan banyak air. Jika ditanam di daerah kering, pasokan air akan banyak terserap untuk peternakan ulat sutra.

Bahan kimia digunakan untuk membersihkan dan dalam proses pewarnaan kain sutra. Proses ini mencemari air dan menghalangi proses penguraian kain.

India mulai mengembangkan proses alternatif yang tidak membunuh ulat, namun teknik ini memakan waktu yang lama dan seringkali tidak memenuhi jadwal waktu produksi.

BACA JUGA: Repurpose - Cara Mengurangi Limbah Fashion

Apa itu sutra vegan?

Sebagai alternatif yang ramah lingkungan, benang seperti sutra dapat dibuat dari beberapa sumber tanaman.

Batang bunga teratai adalah salah satu yang dapat dibuat menjadi kain mewah seperti sutra. Sebetulnya membuat tekstil dari batang teratai sudah dilakukan sejak lama, tetapi dibutuhkan volume batang yang banyak untuk membuat kain berukuran kecil. Alternatif lain adalah piña, kain tradisional Filipina yang terbuat dari daun nanas. Piña memiliki tekstur seperti sutra dan ringan, tembus cahaya, dan kaku. 

Beberapa alternatif tanaman lain seperti kayu pinus, kayu putih, tanaman rami bahkan dapat dibuat dari kulit pisang, nanas dan selulosa kulit jeruk.

Sutra vegan diproduksi dengan cara yang lebih ramah lingkungan tanpa melibatkan hewan. Alternatif ini memberikan pilihan untuk tetap tampil glamor namun aman untuk lingkungan dan berkelanjutan.

Sumber:
treehugger.com
excellencemagazine.luxury

Photo by Maadhuri G from Pexels

Women and eco-friendly fashion

Sustainable fashion yang berawal dari fashion niche telah berkembang dengan cepat mengikuti kesadaran akan krisis iklim dan kebutuhan akan produk ramah lingkungan serta berkelanjutan.

Apakah sustainable fashion?

Menurut thevou.com, sustainable fashion adalah istilah inklusif yang menggambarkan produk, proses, aktifitas, dan pelaku (pembuat kebijakan, merek, konsumen) yang bertujuan untuk mencapai industri mode bebas karbon, yang dibangun di atas kesetaraan, keadilan sosial, kesejahteraan hewan, dan integritas ekologis.

Mengapa sustainable fashion penting?

Secara global, ada satu truk sampah limbah tekstil yang dibuang ke tempat pembuangan akhir atau dibakar setiap detik. Pemborosan dalam jumlah besar ini dibuat oleh perusahaan fast fashion yang meluncurkan tren mode mingguan dengan produk harga murah dan berkualitas buruk.

Sebagai perbandingan, merek berkelanjutan fokus pada produk pakaian berkualitas dari bahan tahan lama dan tidak mengikuti tren fast fashion. 

BACA JUGA: Kontribusi Industri Fashion Terhadap Perubahan Iklim

Fast fashion memiliki jejak karbon sangat besar yang dihasilkan dari pembuatan material, manufaktur, transportasi, bahkan limbah tekstil yang membusuk di tempat pembuangan sampah. Sebagian besar pakaian fast fashion terbuat dari bahan berbasis minyak bumi dan bahan baku sintetis seperti akrilik, nilon, dan poliester yang proses produksi dan pembuangannya memerlukan sejumlah besar energi.

Di sisi lain, sustainable fashion menggunakan kain biodegradable dari bahan alami atau daur ulang. Bahan-bahan ini membutuhkan sedikit atau tanpa perawatan kimia, lebih sedikit energi, lebih sedikit air, dan tidak ada pestisida atau pupuk non-organik untuk tumbuh.

Women in yellow dress holding a tag
Credit: TVN24

Salah satu yang memungkinkan harga pakaian fast fashion murah adalah kondisi kerja yang tidak layak bagi pekerja garmen. Sebagian besar merek fast fashion memproduksi pakaian di negara berkembang di mana pekerja dibayar di bawah upah yang layak. Kondisi keselamatan dan kesehatan yang buruk, jam kerja yang panjang, dan tekanan terus-menerus untuk berproduksi semuanya menyebabkan eksploitasi pekerja. Tidak sedikit pekerja di bawah umur digunakan oleh merek fast fashion. 

Sebaliknya, Sustainable fashion memberikan upah yang layak dan kondisi kerja yang aman untuk pekerjanya. 

BACA JUGA: 8 Ide Sederhana Upcycle Denim Bekas

Apa saja pilihan sustainable fashion?

Ada banyak hal yang membuat fashion lebih berkelanjutan, beberapa contoh sebagai berikut:

Menggunakan bahan alami dan biodegradable

Memprioritaskan pemakaian bahan organik adalah bagian terbesar dari membuat fashion menjadi berkelanjutan. Bahan dasar kain tidak hanya harus ditanam secara organik, tetapi kain dibuat 100% dari bahan yang sama tanpa ada tambahan produk sintetis agar kain dapat terurai secara hayati dan juga dapat didaur ulang.

Memakai metode pewarnaan alami

Bahan kimia beracun dalam proses pewarnaan melepaskan sekitar 20.000 jenis bahan kimia berbeda ke lingkungan dan dianggap sebagai masalah terbesar industri fashion. Alih-alih menggunakan bahan kimia berbahaya ini, merek fashion dapat menggunakan proses pewarnaan alami, atau menghindari proses pewarnaan sama sekali.

Mempertahankan proses produksi yang adil
Seluruh proses pembuatan produk fashion harus adil agar benar-benar berkelanjutan. Inilah sebabnya mengapa pengecer sustainable fashion memprioritaskan kondisi kerja yang adil dan manusiawi, termasuk upah yang sesuai, jam kerja yang wajar, kondisi tempat kerja yang aman, dan larangan penuh terhadap pekerja di bawah umur.

Menggunakan kemasan yang ramah lingkungan
Produk tidak dapat disebut sustainable jika kemasannya tidak ramah lingkungan dan meninggalkan sampah plastik.

Belanja produk lokal yang dibuat secara etis
Keinginan untuk sering memakai penampilan baru yang murah dicapai dari hasil produksi yang tidak etis seperti pabrik di negara berkembang dengan kondisi tempat kerja yang tidak layak dan upah yang tidak sesuai. Membeli barang lokal dapat menghindari semua itu. Selain mengurangi jejak karbon, rantai produksi produk lokal dapat diusut secara jelas. Dan tentunya produk lokal yang diproduksi secara etis mendukung kesejahteraan pekerja dan sumber daya alam lokal.

Sustainable Fashion Infographic
Credit: freepik.com


Bagaimana cara mendukung sustainable fashion?

Untuk berperan dalam mengurangi dampak buruk fashion terhadap lingkungan, sudah saatnya kita beralih ke sustainable fashion. Periksa merek sebelum membeli produk, pastikan merek menggunakan bahan eco-friendly, ethical, dan mendukung lingkungan kerja karyawan yang aman. 

Penting untuk membeli produk dari merek yang menghormati keanekaragaman hayati, ekosistem, dan sumber daya alam. Serta menggunakan sumber energi terbarukan seperti angin, matahari, dan laut, di setiap tahap proses manufaktur dan daur ulang.

Tingkatkan masa pakai produk fashion dengan mix & match pakaian yang ada, repurpose, upcycle, dan miliki capsule wardrobe agar tidak ada koleksi pakaian yang menumpuk dan tidak terpakai.

Membuat pilihan mode yang berkelanjutan dapat memberi perbedaan dalam memerangi perubahan iklim dan menyelamatkan bumi. Melakukan beberapa penyesuaian kecil dan mengetahui apa saja yang harus diwaspadai saat belanja, mempermudah untuk beralih ke sustainable fashion. 

Sumber:
www.thestudentpocketguide.com/2022/08/fashion/wardrobe/sustainable-fashion-choices/
www.theguardian.com/lifeandstyle/2018/feb/10/shop-less-mend-more-making-more-sustainable-fashion-choices

Main pic by Sam Lion/Pexels.com

Tumpukan kain linen diikat tali di atas meja

Perkembangan sustainable fashion membuat bahan linen naik daun dan menjadi pilihan kain terbaik untuk produk organik ramah lingkungan yang nyaman digunakan.

Bahan linen terbuat dari serat tanaman rami bernama latin Linum usitatissimum. Bahan ini digunakan sejak sekitar 10.000 tahun yang lalu untuk membuat banyak barang mulai dari kanvas, wallpaper, pakaian, taplak meja hingga sprei.

Pada jaman Mesir kuno bahan linen dipakai untuk membungkus mumi para firaun karena daya tahan bahan ini. Linen juga biasa dipakai oleh ksatria abad pertengahan sebagai bahan kemeja dan celana di bawah baju besi mereka.

Dengan berkembangnya waktu, kata linen mulai digunakan untuk merujuk pada barang-barang rumah tangga, seperti sprei, bed cover, taplak meja, handuk, dan sejenisnya meskipun tidak selalu terbuat dari kain linen.

Bagaimana bahan linen dibuat?

Bahan linen adalah 100% bahan alami. Serat organik ini berasal dari tanaman rami berbunga biru-ungu yang dibudidayakan di daerah beriklim sejuk di seluruh dunia – dari Eropa Barat hingga India dan Pakistan. Tanaman ini memiliki siklus pertumbuhan hanya 100 hari. Namun, proses pembuatan dari biji rami menjadi kain linen sangat rumit, yang menjelaskan mengapa linen dianggap sebagai barang mewah dan dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan katun.

Biji rami biasanya ditabur pada bulan Maret dan dipanen pada bulan Juli. Selama waktu itu, tanaman rami bertumbuh dan puncaknya saat bunga mekar membuat seluruh ladang berwarna biru langit hanya untuk satu hari.

Padang tanaman rami berbunga biru
linenbeauty.com

Setelah mekar selesai, tanaman rami dipanen tetapi tidak seperti kebanyakan tanaman lain, tanaman ini tidak dapat dipangkas. Rami harus ditarik dari akarnya untuk memaksimalkan panjang serat dan menjaga potensi penuh tanaman, yang nantinya akan digunakan untuk membuat berbagai produk yang berbeda.

Rami yang dipanen kemudian melalui proses yang disebut retting, meletakkan tanaman yang sudah dipotong di tanah dan membiarkan kelembaban memisahkan serat yang berguna.

Setelah proses retting, tanaman melewati proses lain yang disebut scutching yaitu memisahkan batang kayu dari serat rami. Serat kasar pendek disebut tow dan digunakan untuk membuat kertas, benang, dan tali, sedangkan serat rami lebih panjang disebut line digunakan untuk membuat benang linen untuk pakaian, sprei, dan produk tekstil berkualitas tinggi lainnya.

Langkah selanjutnya adalah pemintalan serat linen dan menenun benang linen menjadi kain. Proses menenun serat menjadi benang linen menggunakan alat tenun tangan tradisional yang masih digunakan sampai sekarang. Walaupun teknologi modern telah mengembangkan teknik produksi baru, metode kuno yang ramah lingkungan ini masih digunakan untuk membuat linen di seluruh dunia saat ini. Dibandingkan dengan bahan sintetis buatan manusia, proses produksi kain linen alami menggunakan lebih sedikit bahan kimia, menjadikannya bahan yang ramah lingkungan.

BACA JUGA: Kontribusi Industri Fashion Terhadap Perubahan Iklim

Linen sebagai pilihan bahan yang ramah lingkungan

Tanaman rami membutuhkan lebih sedikit air untuk dibudidayakan daripada tanaman tekstil lainnya seperti kapas yang membutuhkan 20.000 liter air hanya untuk menghasilkan satu kilogram. Sedangkan rami bergantung pada curah hujan alami. Tanaman ini juga dapat ditanam tanpa pestisida. 

Rami hampir tidak menghasilkan limbah karena karena seluruh tanaman rami dapat ditenun menjadi serat dan sisanya dapat dijadikan berbagai produk, seperti minyak biji rami, cat dari biji, atau tali dari serat berlebih. Begitu banyak barang sehari-hari yang sebenarnya terbuat dari rami, dari uang kertas hingga kertas rokok. Jika diproses secara organik tanpa bahan kimia atau pewarna yang berlebihan, proses pembuatan linen tidak mencemari air.

Linen adalah bahan kain yang kuat dan tahan lama. Tidak seperti kebanyakan kain sintetis yang tipis dan mudah rusak, semakin sering dicuci dan digunakan bahan linen menjadi lebih nyaman dan halus. Jika sudah tidak dapat dipakai lagi, linen dapat terurai secara alami (biodegradable) dan tidak akan menimbun di TPA atau mencemari lautan seperti serat dan bahan sintetis.

Kain linen warna warni
linenbeauty.com

Serat linen yang berongga memungkinkan udara dengan mudah melewati kain, membuat bahan ini sejuk dipakai. Bahan linen cepat kering dan tidak menempel di tubuh sehingga nyaman dipakai di hari yang panas.

Linen juga merupakan insulator alami, bahan linen membuat tubuh tetap sejuk di musim panas dan menahan panas dari tubuh di suhu yang lebih dingin. 

Karena merupakan bahan alami, linen sangat cocok untuk orang yang rentan alergi kulit. Saat abad pertengahan, rami dipakai oleh orang-orang dengan masalah kulit dan sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan yang aman untuk pemilik kulit sensitif.

BACA JUGA: Repurpose - Cara Mengurangi Limbah Fashion

Rami adalah salah satu sumber tekstil tertua yang dipakai sebelum munculnya bahan sintetis, pestisida, dan proses berbahan kimia. Ini menjadikan bahan linen sebagai salah satu kain paling ramah lingkungan.

Untuk memastikan linen yang dipakai sesuai dengan standar ramah lingkungan, periksa label sertifikasi dan pilih bahan linen organik berasal dari rami yang tidak diolah dengan pestisida. Dan selalu belanja dari ethical brands yang mengutamakan lingkungan dalam proses produksinya.

Referensi:
https://indiegetup.com/is-linen-sustainable/
https://cariki.co.uk/blogs/the-green-road/why-is-linen-sustainable
https://magiclinen.com/about-linen
https://www.linenbeauty.com/blog/is-linen-a-sustainable-fabric

Main photo by Teona Swift from Pexels

denim trousers in different shade

Street style atau gaya jalanan muncul bukan dari panggung fashion melainkan dari gaya pakaian sehari-hari, diasosiasikan dengan style anak muda bergaya individu dan berasal dari akar rumput.

Fenomena "Citayam Fashion Week" mengingatkan kita akan street style yang sudah mulai dilupakan. Kemunculan anak-anak muda dengan gaya jalanannya masing-masing sangat menarik untuk diamati. Orang-orang pun mulai berlomba-lomba untuk mengikuti dan muncul dengan street style mereka masing-masing.

Salah satu must-have fashion item untuk melengkapi street style adalah denim. Denim sangat mudah untuk dipadankan dan nyaman dipakai. Denim juga membuat keseluruhan street style look menjadi cool dan trendy.

Intip 7 inspirasi denim street style supaya kalian bisa membuat statement street style tersendiri.

1. Denim-on-denim
Padanan atasan dan bawahan denim sering dihindari karena terkesan berat dan flat, tapi dengan tambahan detil dan penggunaan warna denim yang berbeda bisa membuat tampilan menjadi keren dan stylish.

A woman wearing denim pants and denim blouse

2. Crop top dan jaket
Padukan jeans favorit dengan crop top polos atau yang bermotif funky. Tambahkan jaket, cardigan atau outer untuk melengkapi tampilan street style minimalis ini.

A woman wearing denim pants crop top and jacket

BACA JUGA: 10 Inspirasi Gaya Kemeja Longgar

3. Denim Overall
Memakai denim overall perlu sedikit memutar otak, tapi jika di padukan dengan kemeja chic dan aksesoris lucu tampilan kalian akan terlihat unik dan berkarakter.

A woman wearing denim overall shades red bag red lipstick

4. Flare denim trousers
Celana pipa lebar
berbahan denim tidak banyak digemari orang, padahal jika pintar memadankannya street style kalian akan sangat berbeda dan akan membuat kalian menjadi pusat perhatian.

A woman wearing flare denim pants crossbody bag

BACA JUGA: Tampil Gaya dengan Jaket Denim di Setiap Kesempatan

5. Jaket denim dan rok midi
Gaya ini sangat versatile, bisa dipadankan dengan sneakers ataupun sepatu high heels. Bisa di padukan dengan rok polos ataupun bercorak untuk tampilan yang lebih berani.

A woman wearing denim jacket midi skirt and sneakers

6. Jaket denim dan dress
Street style ini nyaman digunakan dan memberikan kalian banyak ruang untuk menambahkan bermacam aksesoris.

A woman wearing polkadot dress denim jacket

Inspirasi denim street style ini hanya sebagian dari begitu banyak gaya jalanan yang dapat kalian gunakan. Mix and match adalah kunci, saling tabrak warna dan motif juga dapat dicoba jika kalian berani tampil beda. Selamat bereksperimen!

Main image from pexels.com
Images from Pinterest

Red dress woman on thedessert

Pastinya kita semua merasakan betapa panasnya cuaca belakangan ini. Langit biru dengan sedikit awan dan panas yang sangat terik. Tapi tidak jarang keadaan mendadak berubah menjadi hujan deras diikuti dengan angin kencang bahkan puting beliung di beberapa tempat.

Saya merasakan bagaimana perubahan cuaca yang drastis ini mempengaruhi banyak hal dalam keseharian saya. Dari mulai aktivitas sehari-hari yang terganggu karena hujan mendadak yang deras dan menyebabkan banjir sehingga membuat macet total, sampai hal yang sepertinya sepele seperti jemuran basah karena ditinggal lantaran ramalan cuaca hari itu adalah cerah tapi berubah menjadi hujan badai.

Kondisi ini membuat frustasi namun sebenarnya perubahan cuaca ekstrem akibat dari perubahan iklim sudah terjadi sejak lama. Dan sekarang dampaknya semakin terasa.

Menurut un.org, pergeseran iklim ini bisa disebabkan oleh variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas.

Efek rumah kaca yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil menahan panas matahari di bawah atmosfer dan menyebabkan peningkatan suhu.

Industri, transportasi, bangunan, pertanian, dan tempat pembuangan sampah adalah sumber penghasil karbon dioksida, metana, dan karbon monoksida yang merupakan beberapa gas penyebab rumah kaca.

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Perubahan iklim tidak hanya meningkatkan suhu bumi. Sebagai suatu ekosistem yang semuanya berhubungan, perubahan ini mengakibatkan mencairnya es di kutub, kenaikan level air laut, banjir, kekeringan, badai, kelangkaan pangan, kekurangan air bersih hingga mulai punahnya keanekaragaman alam. 

INDUSTRI FASHION DAN PERUBAHAN IKLIM

Sulit membayangkan bagaimana sebuah kaus dan sepasang jeans turut berperan terhadap perubahan iklim namun nyatanya industri fashion global menghasilkan gas rumah kaca dari mulai awal produksi, distribusi hingga pembuangan limbahnya. Hasilnya, industri ini menyumbang 10% emisi gas rumah kaca global.

Dikutip dari cnn.com, proses pembuatan satu kaus katun mengeluarkan sekitar 5 kilogram karbon dioksida hampir sama dengan jumlah yang dihasilkan oleh perjalanan mobil sejauh 19 kilometer. Pembuatan sepasang celana jeans bahkan mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida, sama dengan perjalanan mobil sejauh 78 kilometer. 

Berkembangnya fast fashion, semakin memperburuk keadaan. Kemunculan fast fashion di awal tahun 2000 merubah tren belanja fashion menjadi lima kali lebih sering. Namun penggunaan bahan berkualitas buruk untuk menekan harga jual membuat pakaian cepat menjadi usang dan tidak bertahan lama.

Fast fashion definition

Poliester merupakan bahan yang paling banyak digunakan produk fashion saat ini. Harganya yang jauh lebih murah dari kapas, membuat poliester sebagai bahan utama dalam industri fast fashion. Serat sintetis ini sebagian besar berasal dari minyak bumi. Mengacu dari data bloomberg.com, proses produksi poliester membutuhkan sejumlah besar energi. Pada tahun 2015, produksi poliester untuk pakaian menghasilkan 282 miliar ton karbon dioksida, tiga kali lipat lebih besar dari produksi menggunakan kapas.

BACA JUGA: 10 Fakta Tentang Limbah Industri Fashion

Tidak hanya menghasilkan emisi gas rumah kaca, dalam proses pencucian bahan sintetis ini melepaskan potongan plastik berukuran sangat kecil yang disebut mikroplastik. Ukurannya yang sangat kecil menyebabkan partikel hanyut bersama air limbah lalu mengotori sungai dan berakhir di laut. 

Textile microplastics pollute the ocean

Industri fast fashion memproduksi miliaran pakaian setiap tahunnya. Fakta ini menimbulkan masalah baru yaitu sampah fashion. Penggunaan bahan baku murah menyebabkan pakaian mudah rusak dan berakhir di tempat sampah. Sampah fashion membutuhkan puluhan tahun untuk terurai dan menghasilkan gas rumah kaca selama prosesnya.

Atacama Chile fashion waste
Sampah fashion di gurun Atacama , Chili (Martin Benneti/AFP)

MENGURANGI JEJAK KARBON INDUSTRI FASHION

Industri fashion, terutama fast fashion meninggalkan jejak karbon yang panjang. Bukan hanya dari jumlah sampah yang menumpuk di TPA, tapi selama proses produksi dari hulu ke hilir. Polusi air dari proses pewarnaan dan peningkatan emisi perjalanan udara dalam pengiriman barang jadi maupun bahan baku selama proses produksi menambah daftar panjang jejak karbon industri fashion. Dan sebagian besar proses produksi dilakukan di negara-negara yang tidak memiliki peraturan yang ketat mengenai polusi. 

Fakta menunjukkan bahwa kita sebagai konsumen juga memiliki andil besar dalam jejak karbon industri fashion. Perilaku belanja yang berlebihan mengikuti setiap pergantian tren menaikkan permintaan terhadap brand fashion untuk memproduksi lebih banyak dan akhirnya menghasilkan timbunan sampah pakaian bekas ataupun sisa pakaian yang tidak terjual. 

Konsumen dapat memulai perubahan dengan menjadi pembeli cerdas dan bertanggung jawab agar dapat mendorong brand fashion untuk lebih ramah lingkungan.

Beberapa cara yang dapat dilakukan agar kita dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon industri fashion:

1. Mengutamakan kualitas bukan kuantitas.
Pakaian berkualitas baik dapat bertahan lama dan mengurangi pembelian pakaian baru. 

Tips untuk memilih pakaian berkualitas:
- Pakaian berkualitas baik dijahit dengan rapi dan kuat. Tarik bagian jahitan dengan lembut dan lihat apakah jahitan terlepas atau tidak.
- Arahkan pakaian ke tempat terang atau lampu untuk melihat ketebalan bahan. Pada umumnya, bahan yang tebal menunjukkan kualitas yang baik.
- Periksa kancing dan ritsleting jika ada. Ritsleting berbahan metal lebih kuat dari yang dibuat dari plastik. Pastikan kancing sesuai dengan lubang kancing dan dijahit dengan kuat. Jika pakaian dilengkapi dengan ekstra kancing, ini menunjukkan pakaian berkualitas bagus. 

2. Belanja fashion dari brand yang berkelanjutan.
Semakin banyak brand yang memperhatikan dampak fashion terhadap lingkungan dan mengedepankan konsep berkelanjutan. Beberapa brand besar sudah menerapkan metode produksi yang ramah lingkungan seperti Zara, Levi's, Patagonia, dan Adidas. Brand seperti Sejauh Mata Memandang, Sukkha Citta, dan Indosole merupakan sebagian dari brand lokal yang sudah menjalankan konsep berkelanjutan.

3. Upcycle.
Ide kreasi upcycle sangat mudah didapatkan di internet. Pakaian yang sudah tidak terpakai dapat dirubah menjadi barang lain yang berguna atau merubah modelnya menjadi lebih trendi. 

4. Donasikan pakaian 
Sering kali pakaian sudah tidak terpakai karena bosan atau sudah ketinggalan jaman padahal kondisi pakaian masih bagus. Sayang jika pakaian layak pakai berakhir di TPA, carilah tempat yang menerima donasi pakaian bekas agar pakaian berguna untuk orang lain dan pakaian dapat dipakai lebih lama.

BERKONTRIBUSI BERSAMA

Dampak dari perubahan iklim sudah kita rasakan saat ini, dan semakin memburuk dengan cepat jika kita tidak mengambil tindakan sekarang. Ayo #TeamUpforImpact merubah perilaku belanja fashion agar bersama kita dapat membuat perubahan #UntukmuBumiku.

- JCH

Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi blog dengan tema : Perubahan Iklim yang Aku Rasakan! diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network.

Referensi:

What Is Climate Change? - https://www.un.org/en/climatechange/what-is-climate-change

The World is Paying a High Price for Cheap Clothes - https://edition.cnn.com/2020/05/03/business/cheap-clothing-fast-fashion-climate-change-intl/index.html

What's wrong with the fashion industry - https://www.sustainyourstyle.org/en/whats-wrong-with-the-fashion-industry

The Global Glut of Clothing Is an Environmental Crisis - https://www.bloomberg.com/graphics/2022-fashion-industry-environmental-impact/

Fast Fashion's Carbon Footprint - https://carbonliteracy.com/fast-fashions-carbon-footprint/

Foto utama: Angelica Reyn/Pexels

Kain Pakaian Recycle Upcycle

Dengan semakin meningkatnya konsumsi fashion, meningkat pula permasalahan yang ditimbulkan. Menurut earth.org, industri fashion menyumbang 10% emisi karbon dunia. Produksi fashion menghasilkan polusi dari hulu ke hilir, dari penggunaan pestisida yang berlebihan untuk pertanian kapas, persiapan benang, pewarnaan bahan hingga pembuangan limbah fashion yang menumpuk dan sebagian besar adalah bahan yang tidak mudah terurai.

BACA JUGA: Trashy Fashion: Limbah Fashion yang Terlupakan

Salah satu cara untuk mengurangi limbah fashion selain recycle dan upcycle adalah repurpose. Kata repurpose memiliki arti mengubah suatu barang agar memiliki kegunaan baru. Dalam dunia fashion, repurpose memiliki arti mengubah pakaian yang sudah tidak terpakai lagi menjadi sesuatu yang berguna.

Hampir semua jenis bahan pakaian dapat diubah. Kain dari pakaian lama dapat dijadikan quilt dan patchwork. Bahkan dengan sedikit kreativitas, pakaian tidak terpakai dapat disulap menjadi barang berguna.

Beberapa ide repurpose fashion yang mudah untuk dilakukan untuk mengurangi limbah fashion:
1. Pouch Serbaguna (Repurpose Dasi)

dasi pouch serbaguna tine zipper

Dasi-dasi yang sudah tidak terpakai lagi bisa dengan mudah diubah menjadi pouch yang serbaguna ini.

2. Kait Gantungan Aksesoris (Repurpose Denim)

denim hook kaitan aksesoris lemari

Bahan denim yang tebal dan kuat cocok untuk diubah menjadi kaitan lemari untuk display aksesoris agar mudah dicari. 

3. Kap Lampu (Repurpose Sweater)

sweater kap lampu ide lampshade

Caranya mudah, bahannya sederhana dan hasilnya kap lampu unik hanya kalian yang punya.

4. Headband (Repurpose T-shirt)

headband t-shirt ikat kepala unik

T-shirt kesayangan sayang dibuang? Jangan sedih, kalian bisa repurpose jadi headband serbaguna. 

5. Bantal Sofa (Repurpose Kemeja)

bantal sofa kemeja cushion

Tampilan sofa kalian akan tambah cantik dengan bantal sofa dari kemeja bekas ini.

Kalian juga perlu tahu tentang 10 fakta limbah industri fashion, agar semakin terinspirasi untuk mengurangi limbah fashion dengan cara repurpose pakaian bekas kalian. 

Image by cottonbro from Pexels.com

Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Hello, I am Jo. A graphic designer, living in Jakarta. I blog mostly about coffee, lifestyle, fashion, relationship but random topics might pop up out of my loud mind. And also check my story about the Archipelago too. Thank you for stopping by and I hope you enjoy a piece of my loud mind.

Populer Posts

  • 4 Jenis Kopi Yang Paling Terkenal di Dunia
  • 8 Cara Mengurangi Penggunaan Plastik
  • Art Jakarta 2019, A Feast to the Eyes
Community

Category

  • Beauty
  • Coffee
  • Fashion
  • Free Printable
  • Lifestyle
  • Random Mind
  • Relationships
  • Social Media
  • Travel
  • Wellness

Arsip Blog

  • ▼  2023 (3)
    • ▼  Maret (1)
      • 5 Gaya Hidup Berkelanjutan Yang Dapat Dilakukan Se...
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (26)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2021 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
  • ►  2020 (7)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (13)
    • ►  Desember (9)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (1)

Followers

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates